Selasa, 23 November 2010

Pengantar Sosiologi Pertanian


PENGANTAR SOSIOLOGI PERTANIAN

Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari kehidupan manusia dalam masyarakat, dalam pelbagai aspek (Green: 1960 dalam Raharjo 1999). Dalam mempelajari sosiologi, yang menjadi sasaran studinya adalah masyarakat yang di dalamnya menyangkut struktur, proses, dan perubahan sosial. Dalam perkembangan selanjutnya, sosiologi dikembangkan ke dalam beberapa bidang studi menurut tempat tinggal atau bidang dimana sekelompok orang yang secara sadar merupakan kesatuan dan membentuk system hidup bersama. Salah satunya adalah Sosiologi Pedesaan atau bisa juga disebut sebagai sosiologi Pertanian karena umumnya masyarakat yang tinggal di desa memiliki mata pencaharian sebagai seorang petani.

Sosiologi pedesaan merupakan suatu studi yang melukiskan hubungan manusia di dalam dan antar kelompok yang ada di lingkungan pedesaan (Priyotamtomo:2001) Sosiologi Pertanian (Agricultural Sociology) sering disamakan dengan sosiologi Pedesaan (Rural Sociology) namun berlaku jika penduduk desa terutama hidup dari pertanian. Semakin sedikit kegiatan pertanian di desa tersebut, maka semakin layak sosiologi pedesaan dipisahkan dari sosiologi pertanian. Sosiologi pedesaan adalah sosiologi tentang struktur dan proses-proses sosial yang terjadi di pedesaan. Bidang kajian ini menekankan pada masyarakat pedesaan dan segala dinamikanya yang antara lain menyangkut struktur sosial, proses sosial, mata pencaharian, pola perilaku, serta berbagai transformasi ilmu pengetahuan dan teknologi.

Objek sosiologi pedesaan adalah seluruh penduduk di pedesaan yang terus-menerus atau untuk sementara tinggal di pedesaan. Dengan kata lain, sosiologi pedesaan merupakan sosiologi pemukiman. Sosiologi ini membahas bagaimana manusia di pedesaan tak peduli petani atau bukan, hidup dan bergaul dengan sesama mereka,bagaimana hubungan antar mereka dan dengan penduduk lainnya diatur oleh nilai dan norma dan otoritas apa tindakan mereka berorientasi, dalam kelompok dan organisasi mana berlangsung kehidupan mereka, masalah mana yang muncul dan dengan bantuan proses sosial mana hal ini bisa diselesaikan.

Sebaliknya, sosiologi Pertanian adalah adlah sosiologi ekonomi yang membahas fenomena sosial dalam bidang ekonomi pertanian. Ke dalam ilmu ekonomi makro, biasanya termasuk cabang ekonomi ilmu perkebunan, kehutanan, perburuan dan perikanan. Namun pada sosiologi pertanian, memusatkan hampir seluruh perhatiannya pada petani dan permasalahn hidupnya. Tema utama sosiologi pertanian adalah undang-undang pertanian, organisasi sosial pertanian, usaha pertanian, bentuk organisasi pertanian dan masalah sosial pertanian.

Situasi kehidupan manusia yang tergantung pada pertanian ditentukan terutama oleh hubungan mereka dengan tanah (tata tanah), oleh hubungan pekerjaan mereka satu dengan lainnya (tata kerja), dan oleh sistem ekonomi dan masyarakat yang ada di atasmereka (tata kekuasaan). Keseluruhan tata sosial ini disebut sebagai hukum pertanahan (Agraria Tenure).

Ada dua arus utama dalam sosiologi pertanian; yaitu filosofis sosial dan ilmu pengetahuan empiris (positivis). Perbedaan utamanya adalah, pengikut aliran sosial-filosofis berpikir mengenai makna dan tujuan pekerjaan pertanian, membuat penilaian mengenai berbagai bentuk fenomena dan membuat pernyataan normatif bagaimana manusia hidup dan mengorganisasikan dirinya. Aliran positivis mempunyai tujuan yang lebih sederhana, para ahli sosiologi aliran ini ingin melihat berdasarkan kenyataan bagaimana masyarakat yang ada berfungsi dan bagaimana manusia benar-benar bertindak. Mereka ingin menguji secara empiris apakah ada hubungan hubungan timbal balik antara berbagai faktor yang diduga benar-benar ada. Sementara tokoh-tokoh aliran filosofis sosial cenderung meninggalkan dunia nyata dan membangun ideologi, kaum positivis menghadapi ancaman tenggelam dalam temuan aktual masing-masing. Sosiologi pertanian mengamati objeknya secara makro dan mikro. Secara mikro, pusat perhatian sosiologi pertanian adalah usaha pertanian keluarga, pertanian kolektif, dan sistem sosial usaha pertanian. Secara mikro, pusat perhatian sosiologi pertanian adalah organisasi sosial pertanian dalam hubungannya dengan masyarakat dan sistem ekonomi.

Sosiologi pertanian tidak hanya mengamati objeknya, tapi juga mengerti menafsirkan tindakan (menangkap makna peristiwa sesama manusia) sosial dan melalui tindakan tersebut menjelaskan penyebab terjadinya dan dampaknya (Max Weber, 1864-1920). Untuk itu, Weber memperlihatkan dua cara : mengalami kembali secara rasional dengan bantuan logika dan matematika dan secara emosional. Menurutnya, seorang sosiolog terikat oleh tuntutan obyektivitas yang ketat, dapat diuji, dapat diperbandingkan dan logis. Karena itu, mengerti secara rasional lebih cocok baginya daripada mengerti secara emosional.

Sosiologi pertanian dalam dimensi ruang adalah geografi pertanian.
Sosiologi pertanian dalam dimensi waktu adalah sejarah pertanian.
Sosiologi pertanian dalam dimensi normatif adalah hukum agraria.
Sosiologi pertanian dalam dimensi kultural adalah ilmu kebudayaaan.
Sosiologi pertanian dalam dimensi politik adalah politik pertanian.
Sosiologi pertanian dalam dimensi kategori adalah statistik pertanian.
Tokoh-tokoh sosiologi pertanian yang sekarang, ingin lebih daripada sekedar menjadi pengikut politik pertanian ilmiah. Jika sosiologi pertanian adalah sosiologi khusus, ini berarti memang ia mempunyai objek sendiri, tetapi selanjutnya memakai metode, pengertian, teori dan cara pengamatan sosiologi umum. Sosiologi pertanian termasuk sosiologi terapan yang tertua.Pengertian teoritis yang diperoleh dari penelitian adopsi dan penelitian difusi teknologi pertanian banyak mendorong kemajuan sosiologi umum dan cabang ilmu yang terdekat (psikologi sosial,ilmu komunikasi, ilmu ekonomi). Di lain pihak kegiatan sosiolog pertanian dalam mengacu pada ilmu pengetahuan dasar dan cabang ilmu tetangganyalebih banyak menerima daripada memberi.

Ilmu pengetahuan pertanian merupakan studi interdisipliner yang mencakup metode penelitian, permasalahan dan pengamatan berbagai ilmu terhadap sebuah objek penelitian, yakni pertanian. Tujuannya, menambah pengetahuan dari cabang ilmu pengetahuan yang iut ambil bagian juga mengaturnya dalam sebuah model keseluruhan yang dapat menggambarkan, menjelaskan dan memperkirakan fenomena sosial di bidang pertanian.

Hans Rheinwald (1903-68) pencetus ilmu konsultasi pertanian, menjelaskan bahwa insinyur pertanian tidak langsung berhubungan dengan tanaman dan hewan, dengan produksi pertanian atau dengan proses pertanian, melainkan dengan lembaga dan manusia yang menanganinya. Sebagai guru, ia harus menyampaikan pandangan, pengetahuan dan keterampilan; sebagai penasehat, membantu menemukan dan mencari jalan keluar masalah mereka; sebagai seorang wartawan dan pimpinan pemasaran, memberikan mereka informasi dan meyakinkan mereka; sebagai perencana, sukarelawan pembangunan dan pejabat pemerintah, ia mengubah cara hidup dan struktur sosial; sebagai tenaga pimpinan, ia harus memimpin para pembantunya dan mendorong mereka menyukai tugasnya.

Penduduk desa mencari penjelasan mengenai proses sosial di pedesaan dan menuntut prognosis untuk masa depan. Petani mengharapkan dukungan sosiolog pertanian dalam usahanya menemukan suatu kesadaran baru. Sosiolog pertanian harus memberikan data mengenai struktur sosial pedesaan, mengenai kecendrungan perkembangan sosial, mengenai penyakit dalam masyarakat dan keadaan darurat, mengenai harapan dan tuntutan sosial mereka dalam perencanaan tata ruang.

Sumbangan sosiolog pertanian dalam politik kemasyarakatan memang terbatas. Mereka tidak dapat menggantikan politikus dalam mengambil keputusan. Tetapi mereka dapat membantu pengambilan keputusan dengan cara :
-          Menjelaskan defenisi, memberikan batasan objek dan membentuk indikator sosial
-          Menyusun ajaran mengenai hubungan sesama manusia dan perilaku mereka
-          Meneliti hukum dan aturan yang mengatur susunan dan fungsi kelompok serta organisasi sosial
-          Membandingkan tujuan politik alternatif dan sarananya
-          Menelanjangi pandangan dan pendapat yang berlaku sebagai ideologi serta prasangka dan menggantikannya dengan hipotesis, yang telah diuji secara ilmiah
-          Menghilangkan praduga tentang pengertian yang belum diuji secara ilmiah
Sosiolog pertanian menggali pengetahuannya dari berbagai sumber. Sebagian besar bersandar pada sosiologi umum dan psikologi sosial. Sumber pandangan sosiologi didapatkan dari roman, cerita dan kesenian rakyat yang menceritakan lingkungan desa dan perilaku berdasarkan pengalaman sendiri, yang mencerminkan ketegangan sosial di antara penduduk desa begitu juga antara desa-kota, industri dan pertanian atau yang membahas perubahan sosial di desa.
Akhirnya tidak boleh dilupakan hasil penelitian etnologi mengenai masyarakat desa. Dari sumber itu bisa digali pengetahuan yang penting artinya bagi sosiologi mengenai adat-istiadat desa, alat dan metode kerja, keluarga dan jenis kelamin. Terutama sekali jika seorang sosiolog pertanian ingin memperlihatkan alur perkembangan, ia bisa banyak menggunakan risalah etnografi dari studi terdahulu.

1 komentar: