Peranan Tumbuh-tumbuhan bagi Kehidupan


KATA PENGANTAR

            Puji dan syukur penulis haturkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas bimbingan dan penyertaan selama proses penulisan hingga penulis dapat menyelesaikannya tepat waktu.
Penulisan ini didasarkan pada tugas yang diberikan Dosen Pengasuh Mata Kuliah Botani yang bertujuan mengasah keterampilan mahasiswa, serta untuk memenuhi tuntutan sistem Pendidikan Tinggi Berbasis Kompetensi pada Universitas Nusa Cendana pada umumnya dan Fakultas Pertanian pada khususnya.
Penulis menyadari bahwa tulisan ini belum sempurna. Maka dari itu, saran serta kritik membangun sangat diharapkan bagi penyempurnaan penulisan selanjutnya. Akhir kata, semoga tulisan ini bermanfaat bagi kita semua.
Terima kasih.



Penulis



Bab I   :
PENDAHULUAN

Dunia Tumbuh-tumbuhan tidak dapat lepas dari kehidupan kita. Tumbuhan merupakan organisme yang sangat dominan pengaruhnya bagi kelangsungan ekosistem dunia. Pada zaman sekarang, ketika ilmu pengetahuan sudah sangat maju, dan manusia sudah mempunyai konsep tatanan bermasyarakat, peranan tumbuhan tetap tidak tergantikan. Ilmu pengetahuan tentang tumbuhan tetap pesat berkembang sehingga banyak bagian tubuh tumbuhan yang dipelajari dan dimanfaatkan oleh para ilmuwan untuk kebaikan dan kepentingan masyarakat. Dewasa ini, perkembangan ilmu tumbuhan selalu terkait dengan kemajuan teknologi dan berpengaruh pada masyarakat. Para ilmuwan mengerahkan semua kemampuan untuk menemukan potensi tumbuh-tumbuhan untuk selanjutnya digunakan untuk kesejahteraan masyarakat. Sayangnya kini jumlah tumbuhan (hutan) sudah mulai berkurang. Akibatnya berbagai dampak kehidupan sosial ekonomi hingga perubahan iklim yang berdampak pada pemanasan global (Global Warming) yang ramai dibicarakan masyarakat di seluruh belahan dunia karena berkurangnya jumlah tumbuhan di alam.



Bab II  :
PEMBAHASAN

2.1. Tumbuhan Memasak Makanan Sendiri
Tumbuhan mempunyai keistimewaan tersendiri yakni dapat menghasilkan makanan sendiri baik untuk pertumbuhannya maupun untuk digunakan makhluk hidup lain. Keistimewaan inilah yang dinamakan dengan Fotosintesis. Fotosintesis adalah suatu proses biokimia pembentukan zat makanan atau energi yaitu glukosa yang dilakukan tumbuhan menggunakan zat hara, karbondioksida dan air serta dibutuhkan bantuan energi cahaya matahari. Proses fotosintesis pada tumbuhan dapat dituliskan dalam reaksi kimia sebagai berikut :            6H2O + 6CO2 + cahaya   →  C6H12O6  + 6O2
Tumbuhan bersifat autotrof, artinya dapat mensintesis makanan langsung dari senyawa organik. Pada tumbuhan, organ utama tempat berlangsungnya fotosintesis adalah daun, tepatnya pada bagian stroma pada kloroplast. Pada dasarnya, reaksi fotosintesis dapat dibagi menjadi dua yaitu reaksi terang yang memerlukan cahaya; terjadi di grana, dan reaksi gelap yang tidak memerlukan cahaya; terjadi dalam stroma. Hasil fotosintesis biasanya dikirim ke jaringan-jaringan terdekat terlebih dahulu melalui pembuluh angkut. Hampir semua makhluk hidup bergantung dari energi yang duhasilkan dalam fotosintesis. Itulah sebabnya tumbuhan menempati tingkat Tropik I sebagi produsen dalam piramida makanan.
Untuk dapat melakukan fotosintesis, ada bebarapa faktor yang dibutuhkan tumbuhan yakni:
- Faktor internal antara lain jumlah klorofil, morfologi daun, dan struktur daun.
- Sedangkan faktor eksternalnya meliputi air, CO2, cahaya, temperatur dan nutrien.
Nutrien dimaksud adalah kandungan mineral/zat hara dalam tanah atau lazimnya disebut kesuburan tanah. Kesuburan tanah adalah kemampuan suatu tanah  untuk menghasilkan produk tanaman yang diinginkan pada lingkungan tempat tanah itu berada. Produk tanaman itu antara lain buah, biji, daun, bunga, umbi, getah, batang, penampilan, dan sebagainya. Semakin tinggi tingkat kesuburan tanah, maka semakin baik hasil suatu proses fotosintesis. Maka dari itu, kinerja tanaman merupakan indikator utama mutu kesuburan tanah. Kesuburan tanah tergantung sejumlah faktor seperti bahan induk, iklim, relief, organisme dan waktu. Tanah yang mengandung zat pencemar, akan mengakibatkan hilangnya dan atau kurangnya kandungan mineral tertentu yang harus diserap tumbuhan. Alhasil, tumbuhan tidak dapat menghasilkan produk fotosintesis dengan maksimal. Lama-kelamaan, tanah dapat enjadi tandus dan tidak dapat dipakai lagi sebagai tempat tumbuh bagi tumbuhan.

2.2. Tumbuhan Melindungi Biosfer
Keberadaan tumbuhan di alam merupakan suatu berkah bagi manusia, hewan dan ekosistem manapun. Bagamana tidak, tumbuhan tidak hanya menyediakan makanan, tumbuhan mempunyai manfaat tangible yang dirasakan secara langsung seperti produk-produk fotosintesis, juga mempunyai  manfaat intangible yang dirasakan secara tidak langsung seperti oksigen, perlindungan air, pencegahan erosi dan estetika.
Keberadaan tumbuhan, dalam hal ini daya dukung terhadap segala aspek kehidupan manusia, satwa dan lingkungan hidup sangat ditentukan pada tinggi rendahnya kesadaran manusia akan arti penting tumbuhan di dalam pemanfaatan dan pengelolaannya. Pemanfaatan tumbuhan apabila dilakukan sesuai dengan fungsinya, seperti adanya fungsi lindung, fungsi suaka, fungsi produksi, fungsi wisata dengan dukungan kemampuan pengembangan sumberdaya manusia, ilmu pengetahuan dan teknologi, akan sesuai dengan hasil yang ingin dicapai.
Sayangnya, karena keserakahan manusia, keberadaan tumbuhan kini berkurang. Populasi tumbuhan di bumi sudah sangat sedikit. Akibatnya gas-gas penyebab  efek rumah kaca tidak dapat dinetralisir sepenuhnya oleh tumbuhan. Keberadaan gas-gas yang dihasilkan oleh kegiatan industri, kendaraan bermotor, juga kebakaran hutan terperangkap di atmosfer bumi menyebabkan panas matahari tidak dapat dipantulkan ke luar atmosfer dan terciptalah panas yang disebut efek rumah kaca.
Dewasa ini kita makin sering dengar istilah Global Warming atau pemanasan global. Kita sudah lihat akibatnya di berbagai penjuru dunia melalui media.  Pemanasan Global adalah fenomena yang terjadi akibat meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca di atmosfer, khususnya sejak dimulainya revolusi industri. Beberapa gas rumah kaca antara lain; CO2, CH4, N2O, CFC, dll. Selain faktor alam perubahan iklim yang terjadi juga dipengaruhi oleh berbagai aktifitas manusia yang menyebabkan meningkatnya efek rumah kaya yang berlebihan dan memberikan dampak negatif pada kehidupan manusia dan lingkungannya. Aktifitas industri, deforestasi, pertanian, limbah, pembakaran bahan bakar fosil seperti minyak bumi, batu bara menghasilkan emisi gas rumah kaca yang menyerap radiasi matahari dan memancarkannya kembali ke bumi yang berdampak meningkatnya suhu panas bumi (global warming). Pada dasarnya setiap kegiatan manusia menghasilkan emisi gas-gas rumah kaca di atmosfer bumi. Ketika perang dunia ketiga akan berdampak pada kepunahan peradaban manusia, isu ini akan semakin hilang dengan pemanasan global yang menurut para ahli akan berdampak pada hilangnya 1/3 daratan sebagi dampak mencairnya es di kutub utara. Hal ini disebabkan karena dengan meningkatnya suhu bumi akan berdampak pula pada peningkatan suhu dipermukaan laut. Lautan yang mendominasi 70% dari luasan bumi dan merupakan sumber uap dalam menyimpan panas secara efisien. Ketika panas berkumpul penguapan awan akan meningkat, dan hal ini akan menyebabkan meningkatnya penguapan air sebagai akibat suhu udara yang panas dan menyebabkan daratan es dan lautan es mencair.
Pemanasan global tidak hanya berdampak pada kondisi lingkungan dan bumi saja akan tetapi pemanasan global juga berdampak pada pemiskinan masyarakat yang secara harfiah memiliki ketergantungan sangat besar kepada lingkungan. Pemanasan global juga telah menyebabkan menurunnya tingkat kesuburan tanah, bencana alam seperti banjir, tanah longsor, erosi, dan naiknya air laut yang berdampak pada ancaman bagi masyarakat di pesisir pantai dan rusaknya ekosistem laut. Degradasi lingkungan menjadi salah satu penyebab meningkatnya permasalahan sosial yang ada dimasyarakat.
Pada dasarnya konvensi perubahan iklim memiliki tujuan untuk mencapai kestabilan konsentrasi gas rumah kaca di atmosfir pada tingkat yang dapat mencegah kondisi iklim yang dapat membahayakan kehidupan manusia dengan harapan ekosistem yang ada dapat beradaptasi dari perubahan iklim. Ada dua hal penting yang sering dikaitkan dengan isu pemanasan global; yakni mitigasi (Mitigation) dan adaptasi (Adaptation). Mitigasi artinya pengurangan. Sedangkan adaptasi artinya penyesuaian diri. Keduanya penting karena merupakan strategi kita menghadapi perubahan alam. Melalui mitigasi, kita berusaha mengurangi sebab pemanasan global dari sumbernya. Gunanya agar laju pemanasan itu melambat. Dan pada saat bersamaan kita dapat menyiapkan diri untuk beradaptasi dengan perubahan yang ada. Sehingga diharapkan akan ditemukan suatu titik temu yang menjamin kelangsungan hidup manusia. Dalam skala kecil, mitigasi bisa berupa gerakan cinta lingkungan seperti pengelolan sampah, bike to work, mengurangi penggunaan plastik, menggunakan AC yang non-CFC, hemat energi dan lain sebagainya. Sedangkan beradaptasi dapat dilakukan dengan melakukan penataan lansekap lingkungan, penghijauan, menjaga daerah resapan, re-use, re-cycling, dan sebagainya. Strategi mitigasi dan adaptasi dalam skala luas misalnya; penggunaan energi alternatif, desain rumah hemat energi, kendaraan listrik, dan sebagainya. Dengan memperhatikan hal-hal tersebut, maka kita dapat memperlambat pemanasan di bumi ini. Hal paling sederhana yang dapat kita lakukan adalah dengan melakukan gerakan “Go Green!!!” melestarikan tumbuhan untuk menjaga keseimbangan kadar CO2 di atmosfer bumi.
Sumber : Wikipedia



Bab III            :
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Tumbuhan merupakan organisme penting dalam semua aspek kehidupan di bumi. Perkembangan ilmu tumbuhan selalu terkait dengan kemajuan teknologi dan berpengaruh pada masyarakat. Itulah mengapa ilmu tentang tumbuhan kian hari kian berkembang. Manfaat yang dapat diperoleh dari tumbuhan sangat beragam. Selain sebagai sumber oksigen, penyedia sumber makanan bagi makhluk hidup lain, keberadaan tumbuhan juga berfungsi untuk melindungi kehidupan di bumi. Dengan banyak tumbuhan yang ada di bumi, berfungsi mengurangi kadar gas-gas rumah kaca yang ada di atmosfer bumi, sehingga temperatur di permukaan bumi dapat kembali normal. Walaupun dengan adanya gas-gas rumah kaca di atmosfer juga berguna agar manusia tidak kedinginan di malam hari, namun kadar yang semakin tinggi juga menyebabkan temperatur pada siang hari meningkat. Oleh sebab itu, maka peranan tumbuhan sangat penting.

3.2. Saran
            Untuk mencegah kerusakan dan menjaga kelesatarian bumi, maka kita dapat mulai dengan hal-hal seperti gerakan cinta lingkungan, penghijauan dan mengurangi penggunaan plastik, kendaraan bermotor, yang dapat menambah komposisi gas-gas rumah kaca di atmosfer. Dengan demikian, kita tidak hanya menyelamatkan bumi, tapi kita juga menyelamatkan nyawa kita sendiri.